Jurutrengkas

My photo
Menulis untuk memudahkan ingatan, biarpun tahu susah itu barulah 'hidup'.

Tuesday 8 November 2011

^ Air

Tangki air. Yang mampu tertampung olehnya tak lah sebanyak mana, tapi masih juga kita biar air mengalir masuk tak sudah-sudah. Kenapa? Sebab kita biarkan sebahagian yang lain turun ke tangki-tangki lain di sekalian keliling kita. Ya, kita tahu, kalau dibiarkan saja, pasti melimpah dan tak berfaedah sudut mana pun kita pandang.

Begitu juga aku pandang hidup. Minda kita tak sebesar mana, sedangkan kita tak sudah-sudah mencari sudut ilmu untuk kita isikan. Ah, bukan aku harus kamu kutip buang semua yang kamu ada, tapi tak salah untuk kita biarkan apa yang kita ada tersalur kepada sekalian yang ada disekeliling kita kan? Biar mereka menumpang dengan apa yang kita tahu, dan panjangkan selagi mampu. Mana tahu, kita bisa ruangkan lagi minda kita untuk ilmu baru.

Ilmu lama? Ah, paling-paling tidak, kita ada sidia dan dia yang kita beritahu hari ini untuk ingatkan kita esok-esok apa yang harus perlu kita tahu.

Bukan begitu?

***


Dan untuk tidak biarkan semua ini ‘mati’ di kotak draft, aku terbitkan sebagai foto, dan biar andai kalian mahu, panjangkan dalam susun huruf kalian. Ini yang termampu dalam ruang masa kali ini.

Ah, ada maknanya?

*senyum*


7 comments:

pisau belati said...

perkongsian ilmu yang baik untuk semua dan bukannya untuk diri kita saja.dan wajar di sebar kepada khalayak supaya semua boleh memanfaatkan ilmu yang di curah,tak begitu.

dan ilmu itu jika di simpan sendiri sendiri tidak akan berkembangan pahalanya.cukup setakat dari pahala kita mempelajarinya.sedangkan ilmu itu jika di kembangkan,hingga ke akhir hayat pahala itu tetap milik kita.dan di kenangan sebagai seorang yang punya jasa menabur ilmu ini seadanya.

ya,selagi ilmu yang di sebarkan itu masih di gunakan pakai,selagi itu kita mendapat ganjarannya.

AJ Hanif said...

pisau belati
kadangnya, kita tak lebih dari si manusia biasa yang tahu tak lebih dari yang kita mampu, dan tidak mengerti mana yang lebih baik dari yang tidak.
maka, bagi aku, sebaiknya aku pesan kalian apa yang aku mahu dipesankan oleh kalian. Dan sebaiknya aku harus jujur, agar ada jujur dari kalian nanti-nanti juga.
Semoga yang baik itu berpanjang-panjang, dan bukan mati tak bertuan nanti.
Semua ini harus terus-terusan, kalau tidak, nanti kita bisa jadi yang gersang tanpa ada tujuan, dan semua bisa mati sebelum masanya benar tiba.
oh.

ghost writer said...

siapa yang merasa puas dengan ilmu yang dia ada,sebenarnya dia seorang yang rugi..

aly said...

oh ada di sini..

AJ Hanif said...

ghost writer
bagi aku, mereka itu bukan puas dengan ilmu, cuma culas dengan minda mereka. Manakan ada istilah puas pada manusia yang sentiasa ada itu ini dalam hidup.
oh.
barangkali.

aly
dan kamu tahu juga-juga kan?
*senyum*

norfaridahanum said...

ada!

tapi tak faham yang nombor 9 itu.err?

AJ Hanif said...

anum
9. [manual (game) + subcon]

dalam setiap permainan, pasti ada manualnya. tapi, berapa kerat sangat kita ini mencari jalan yang benar melalui manual itu. oh, barangkali manual itu terlalu bosan untuk ditelah satu persatu, maka main saja ikut hati.

maka, pasti saja ada salah. pasti saja ada susah. pasti saja ada silap. kenapa? kerana kita sendiri tidak merujuk kepada kitab manual itu kan?

dan lebih mudah (pada kita), google saja di laman sawang dunia, dan tanya pada yang 'pakar' di sana.
download itu ini sebagai pembetulan pada apa yang kita ada.

tapi itu yang terbaik?

barangkali; kalau kita jumpa yang benar.

kalau pakar yang kita anggap pakar itu tak lebih dari sekadar The Con? penipu segala jenis penipu? mahu saja kita sesat.

bukan begitu?

oh,
maksud aku, bukan (hidup pun) begitu?

*senyum*