Jurutrengkas

My photo
Menulis untuk memudahkan ingatan, biarpun tahu susah itu barulah 'hidup'.

Saturday, 15 October 2011

^ Anggap


Melihat kelibat manusia sana sini berbimbit telefon-telefon pintar, hati pasti mudah menelah yang mereka ini pasti marhaen yang bijak serba-serbi hal teknologi. Tahu yang terbaru dan ambil kisah yang terindah.

Sedangkan, ada saja yang bertelefon tapi tak lebih dari berpanggilan dan mengunci jam penggera. Entah apa saja 'pre-loaded' aplikasi yang penuh lebih tiga empat muka tidak pernah diguna buka; melainkan tertekan iconnya dek kedaifan diri mengenal itu ini.

Seperti juga hal kalau yang berkopiah. Jangan ditelah mereka itu lebih bijak Islam nya dari kita; walaupun kita tidak sebijak mana. Dan jangan setiap patah dia yang kita dengar bicara lantas jadi hukum agama yang harus patuh ikut.

Segala macam benda dan pakai, tak lebih dari wasilah kehidupan.
Jadi, jangan menghukum sebelum mengenal.
Ilmu bukan sekadar gah untuk ada, tapi untuk didalam hayatinya.

8 comments:

~SaL IjOu~ said...

tafsiran dari luaran itu selalunya jauh terpesong..~

ghost writer said...

*Ajuhanif..aku seolah mengenal kamu dari cara penulisan kamu dan cara kamu menjawab,dan juga cara kamu bagi komen.tapi tak pasti.

itulah kelemahan kita,memandang dari apa yang dipersembahkan dan dari apa yang dimiliki.pada hal selainnya,yang tersembunyi kita malas nak ketahui dan lebih banyak mengikut apa yang diperkatakan.ianya berlaku secara halus.

AJ Hanif said...

~SaL Ijou~
kita yang menafsir sendiri pun belum tentu kenal dan tahu hal hati dan perasaan sendiri; jadi, mana mampu kita lebih kenal dan mampu menelah hal yang luar.
tapi.
bukan aku menidakkan hak kita menilai, tapi biarlah dengan secupak dua ilmu dijadikan sandaran, dan pada Maha Esa dijadikan tauladan. Kita semua hanya meminjam kan?
*senyum*

ghost writer
kalaupun aku bukan sahabat yang kamu kenal, aku masih mampu menjadi seorang baru yang boleh kamu kenalkan menjadi sahabat kan?
insya'Allah.
*senyum*
semoga Allah merahmati kamu ya sahabatku qhost.

marhaen yang lemah. dididik menilai dari apa yang kita pandang dan dengar. dan hal itu benar sebati benar dalam jiwa kita; hingga kita percaya itu adalah benar.
ah, tak salah.
cuma, ada yang lebih tepat dari apa yang kita ramal agakkan.
dan benar kata kamu, ianya berlaku secara halus.

dan dengan kehalusan itu kita selalu tewas.
oh.

yusuf said...

Asalamualaikum Ajuhanif

aku suka yang ini.

selalu kita beri first impression pada orang. kebanyakannya yang buruk2 sedangkan ia sebaliknya. apa yang kita pandang tu tak sepatutnya kita cernakan bulat2

sampai masanya beri ruang dan peluang kepada mereka - mereka

dan aku (kita) khususnya.

maCy said...

macy rasa, keduanya perlu sama rata.

kata mereka, luar cantik dalam tak semestinya sama. tapi, ibarat ubi kentang. kalau luarnya hitam berkulat, masakan ada yakin dalamnya penuh khasiat?


pendek kata, masing-masing perlu timba ilmu semahunya moga tak mudah percaya, moga tak mudah terpedaya.

AJ Hanif said...

yusuf
alaikumsalam ya ahkhi
dan aku lebih suka bila kamu suka *senyum*

first impression itu tidak salah, tapi kita harus terima hakikat yang pandangan kita mungkin salah, dan mungkin saja tidak pernah benar. jadi pinda bila perlu.

dan aku setuju untuk kita memberi peluang pada semua buktikan siapa mereka; sebab kita sendiri barangkali adalah tanggapan buruk pada yang lain asalnya, kan?


maCy
point taken.
*senyum*
tapi, seperti pernah aku sebut dulu di laman dulu; jamahlah ilmu tak kira dari siapa yang memberi, kerana ilmu tetap ilmu dan tidak rendah sedikit pun darjatnya kalau yang memberi itu berduduk rendah.
dan aku ulang quote kamu untuk semua;

"masing-masing perlu timba ilmu semahunya moga tak mudah percaya, moga tak mudah terpedaya."

*senyum*

norfaridahanum said...

aku percaya yang Islam itu lebih banyak mudah dari susah, lebih banyak halal dari haram, lebih banyak fitrah dari serakah *senyum*

dan pada Islam juga yang susah itu ada sebabnya, yang haram itu ada dalilnya, yang serakah itu ada iblisnya *senyum lagi*

AJ Hanif said...

norfaridahanum
kita, apa yang kita percaya.
dan jujur aku pohonkan, agar dalam jelujur jarum kamu titipkan menjahit epidermis pesakit kamu nanti-nanti, kamu bisa titpkan basah bahasa akidah pada Allah. Mana tahu, ada muslimin dan muslimat baru datang dari hospital kamu nanti kan.
Terima kasih, paling tidak pun, untuk angguk kamu.
*senyum*