Allahu, rupanya marah itu mudah.
Nak memadam kesat kata yang menghentam dinding-dinding emosi yang susah.
Mengutip mainan kayu yang berderai dan sumbing dek berdentum di lantai tadi juga tak senang mana.
Membalut ruang mesra yang dicarik-carik riak seperti orang asing kekwat yang entah siapa itu juga ganjil situasinya.
Yang senang?
Marah saja.
Rektifikasinya nanti, biar tunggu menyesal datang, baru fikir dengan akal yang berulang.
Oh
No comments:
Post a Comment