Naskah ini bukan menghurai rasa masam-masam buah pelam muda yang segar dipotong panjang bergaul asam boi dan rencah gaul yang membuat kita kecur liur. Terasa-rasa nikmat masamnya yang subahanallah sedap seperti selalu.
Tapi.
Ia naskah yang kisahkan sebalangan jeruk buah ini punya banyak realiti lebih dari semata pilih, bersih, hiris dan gaul.
Ia cerita payah orang berpanas hujan di lampu isyarat tepi jalan, bertebal muka mengantung papan iklan di dada.
Ia kisah dinding tuntutan hidup yang menyempit lagi ruang nafas yang sedia sempit.
Dan ia dibalangkan kemas diletak hias atas meja untuk kita.
Pilih.
Ya, pilih cara kita mencicipnya, dan rasalah buah jeruk asam boi kita sendiri; bukan semata mendengar segala rencam rasa dari orang hingga kecur liur dan kemudian puas tanpa benar menikmati kunyahannya.
Kunyahlah. Dengan hati. Kita belum tamat.