Jurutrengkas

My photo
Menulis untuk memudahkan ingatan, biarpun tahu susah itu barulah 'hidup'.

Wednesday 29 February 2012

Pada Tiga Jemari



Yang aku bisikkan bisa hilang. Maka, biarlah aku menconteng di cermin berdebu ini; tinggal, buat kalian renung. Sekupang dua itu saja yang mampu aku kongsikan;  itu pun kalau mahu memandang.

Selebihnya
Aku si marhaen kecil yang kosong mengendong guni-guni kehidupan yang tidak berisi sambil berkaki ayam di pinggir jalan.
Mengemis.
Manalah tahu, ada secubit dua lebih makanan yang boleh aku tumpang.
Ada sepatah dua kata-kata manusia yang berterbangan di angin lalu buat aku kutip simpan.

Kalau pun semuanya tidak ada nanti, aku bisa jadi kaku, dan berdiri memerhati dunia.
Ah
Manalah tahu, ada satu dua anekdot baru untuk aku simpan buat pahat hati anak-anak aku di rumah.

Samalah pada semua kita.
Kita yang tidak lebih dari marhaen yang selemah-lemah kemampuan.

Sesekali, belajarlah dengan yang lebih rendah duduknya dari kita; dan kadangnya belajarlah dari yang tinggi dirinya lebih dari kita.

itu saja.

Above all, The Almighty Allah is everything

*smile*

Tuesday 21 February 2012

Baju Jiwa



setebal-tebal pakaian di dunia yang mampu kita sarungkan adalah dari jahitan iman di dada.
tanpa ada jalur-jalur iman dipintal dan di kemas-kejap di pelosok hati dan tubuh kita; berbogel lah dari perlindungan benci dan murka dari-Nya.

selagi ada iman; senipis halus pun dia, iman tetap iman.
dan fitrah kemanusiaan itu, berdebar hati bila mahu melangkah dalam najis kejahatan, kerana lahir kita dalam putih bersih, dan suci, maka pasti tubuh kita sendiri jijik dengan kejahatan itu; walau sekecil mana pun dia.

cuma.
bila nafsu kita bimbit jadi teman yang bersuara lebih dari ilmu agama kita, dan dibuang siat-siat iman dari salur pembuluh jiwa kita, berbogel lah semuanya dengan penuh bogel untuk di biar tatap serapat mungkin.

waktu itu, apa itu malu?
ah. biar saja!
apa itu takut?
sedang Allah pun di biar tak dipandang hirau, inikan hal manusia!
enteng saja!!!

AJ-2010

Friday 3 February 2012

Sakit II


Kan elok kita mati bersakit. Kurang-kurang kita ada masa untuk untuk sedar dan sebut ‘Allah, Allah dan Allah’ berpanjang-panjang. Moga ada sedikit ruang untuk cari lemah dan terus perbaiki diri untuk kurang-kurang lebih dekat dengan syurga Allah.

Tapi tak juga semua yang ada peluang itu sedar yang itu jalan akhir untuk sedia bertemu Maha Kuasa Allah. Tak lebih hanya jadi bahan membakar emosi yang sedia mati dari roh kebenaran.

Thursday 2 February 2012

Ada Empat



*
Pada setiap keluh kesah jiwa, ada satu dua lompong kosong yang buatkan tenang bukan apa yang tinggal dirasa. Lagi dibiar ranum hati dibaham emosi yang duduknya tidak reti diam, lagi jahanamlah susun langkah hidup.

**

Mencari harus ada pelita.
Apa guna dipegang pelita itu kalau mata mahu dipejam rapat-rapat.
Jangan disalah pelita.
Salahkan mata, yang di belakangnya jiwa yang tak mahu sedar.
Sedang dalam terang pun bisa tersadung, inikan hidup yang dibiar hitam tak ada terang.

***

Kosong pada perut jangan dibiarkan, nanti mudarat pada kederat.
Kosong pada jiwa jangan disepikan saja, nanti rosak pada sesat percaya.

****

Sebaiknya emosi, apabila ia menjadi hasil dari jiwa yang rasional, dan bukan menjadi input untuk apa jiwa rasionalkan. Tidaklah juga baik pada semuanya kalau masih kosong tak bertaut pada yang haq.

Wednesday 1 February 2012

Hilang-kan



Pada setiap yang hilang ingatan, terbaik utuk kembalikan ingat mereka adalah bawa semua yang pernah menjadi kenangan dan tunjukkan satu persatu. Dari gambar, cerita, pada nama, tempat, keadaan dan sekaliannya. Tak kira lah perit atau manis kenangan itu.

Dan untuk itu,jalan yang sama juga harus kita ambil untuk biar sisih buang apa yang kita ada dan pasang mode ‘hilang ingatan’; cuma jalan itu bukan kita jalan terus, tapi kita menetang arus.

Bukan mendekati apa yang pernah kita kenangkan, tapi cari jalan untuk sisihkan semua yang dekat pada kenangan dari rutin dan susun harian kita.